Subscribe

Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Minggu, 21 Maret 2010

Introvert

Saat membaca postingan di milis ini, berkelebat penggalan-penggalan puzzle di masa lalu. Saat jatuh pingsan waktu ditinggal orang tua pergi ke belakang saat berkunjung ke rumah famili. Saat merasa asing di tengah keramaian kelas. Dan saat-saat lainnya ketika ramainya dunia tetap membuat aku tak bergeming.

Dingin... seperti es, mungkin itu adalah ungkapan yang tepat buatku bagi sebagian orang. Kurang ekspresif, pendiam,  kaku, sensitif, sukar bergaul, senang menyediri, tidak PD,  dan kata-kata lainnya yang ditujukan untuk ku. Sehingga kesan negatif yang muncul adalah judes, dan tidak mau bergaul.
Muncul pertanyaan, apakah memang orang ekstovert itu lebih baik dari introvert???

Entahlah, aku tidak terlalu perduli tentang hal itu. Memang ku akui, tidaklah mudah bagiku untuk menyamakain gelombang ferkuensi "pertemanan" walaupun ku tahu kita tidak seharusnya memilih-milih dalam berteman. :)

Well, setelah blog walking di internet tentang introvert ternyata seorang introvert mampu membuat perbedaan. Yippie... horray... horray... (meloncat-loncat nggak jelas)

Untuk lebih jelasnya silahkan liat di sini dengan sumber asli di sini.
Whuaa... akhirnya setelah membaca link diatas, aku tidak perlu memaksakan diri untuk menjadi ekstrovert. I just want to be my self, even they called me as weird :D 

Saat terpuruk

"Pernahkah kau merasa hampa?" itu adalah sepenggal lagu nya Ungu yang mampu mendeskripsikan rasa saat dimana aku merasa jatuh seperti saat ini... Berkelibat semua fragmen kehidupan yang telah lalu. Bahwa keterpurukan ini adalah akibat dari kelalaianku di masa lalu. Pfuih.... semuanya telah berjalan, mengalir bagai air bah dan aku pun tidak mampu membendung semua rasa keterpurukan ini.

Ada rasa sesal, tapi semuanya telah berlalu dan sesal pun tidak lagi berguna. Mungkin ini yang disebut pelajaran bahwa sebaik-baik guru adalah pengalaman. Padahal akan lebih baik jika aku mengambil pengalaman dari orang lain bukan dari pengalaman diri sendiri.

What should i do? Pertanyaan itu muncul saat aku lunglai, merasa lemah dan tidak berdaya. Ternyata aku memang sendiri. Tak ada tempat untuk bersandar, tak ada tempat untuk berlabuh. Curhat kepada teman?? ah... itu akan membuatku makin tampak bodoh dan tidak berguna. Menulis diary?? ah... sudah lama aku tidak punya diary...

My liltle sister mengingatkan aku untuk selalu berkeluh kesah pada Nya. Hmmph...tampaknya waktu telah membuat adik kecil ku ini makin lebih dewasa. (Jadi makin sayang Ais.... hihihi). Yeah... curhat padaNya, itu yang aku lupakan selama ini. Selama ini doa ku hanya sebentar saja, padahal masalah yang ada di pundak ku terasa berat.

Makasih adik ku yang telah mengingatkan aku bahwa aku memang sendiri, tidak bisa mengandalkan bantuan orang lain dan hanya pada Nya lah aku bergantung....

Sabtu, 13 Maret 2010

Bebaskan Ekspresi Sayang mu

Rumahku adalah surgaku, istanaku, tempat berteduh dan tempat berkumpul dengan keluarga, begitu kata sebagian orang. Indahnya jika suatu rumah diisi dengan canda, tawa seluruh anggota keluarga. Terasa hangat, saat semua anggota keluarga mengekspresikan semua perasaannya terhadap anggota keluarga yang lain.

Hmmph... namun tidak semua anggota keluarga mampu mengekspresikan perasaan nya, walau sekedar kata " pa kabar Nak?" " bagaimana kabar di sekolah?" " ibu sayang kamu!". Mungkin terdengar lucu dan aneh saat anggota keluarga mengungkapkan perasaan sayangnya (bahkan terasa risih), baik antara orang tua ke anak maupun antara adik ke kakak. Pentingkah mengucapkan kata sayang?!

Saya pernah mendengar suatu cerita yang intinya tentang perlunya mengungkapkan rasa sayang.
Nabi: " apakah kamu sayang kepada saudaramu itu?"
Sahabat: "ya Nabi, saya sayang kepada saudara saya itu"
Nabi: "apakah kamu pernah mengatakan rasa sayang kepadanya?"
Sahabat: "tidak, nabi karena sikap saya menunjukkan perasaan sayang saya"
Nabi: "bagaimana dia tahu kamu menyayanginya kalau kamu tidak pernah mengungkapkannya?!, katakanlah kepadanya bahwa kamu menyayanginya"

Jadi hari ini, saya ingin mengatakan pada dunia... veni sayang ibu, sayang bapak, sayang teteh Yosi, sayang mba Ais, sayang Nizar dan sayang Aa... Tapi maaf masih kagok kalau bicara langsung face to face. Jadinya lewat blog aja dulu ya, hehehe